Rabu, 05 Maret 2014

ANOMALI CUACA MENYEBABKAN ROBOHNYA TEMBOK PAGAR AKMIL

pagar-4-3-14 
Lembah Tidar (3/3), Hujan ekstrem yang melanda Magelang kemarin sore (Minggu, 2/3) menyebabkan banjir melanda kota Magelang tak terkecuali Akmil hingga perumahan Panca Arga. Curah hujan yang tercatat di beberapa stasiun pengamatan meteorologi antara 87-215 mm per hari termasuk yang terjadi di kota Magelang.

Menurut Detik News bahwa Perubahan cuaca jangka pendek atau anomali cuaca sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Yogyakarta dan sekitarnya. "Cuaca sulit ditebak dari sisi tempat dan waktu. Tetapi sekitar 70-80 persen prediksi prakiraan cuaca dari BMKG selalu tepat," ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Tony Agus Wijaya, dalam acara diskusi 'Menyikapi Indonesia Darurat Bencana' di kantor Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta, Selasa (28/1/2014). Tony mengatakan BMKG sulit memprediksi ketepatan kondisi cuaca di suatu daerah akhir-akhir ini. Sebab adanya perubahan pola arah angin dan kondisi geografis yang mengakibatkan kejadian cuaca ekstrem lebih besar frekuensinya dan perubahannya yang terjadi sangat cepat. Dia mencontohkan kejadian banjir di daerah sekitar pantura dan DKI Jakarta salah satunya disebabkan tingginya curah hujan yang turun akibat adanya pertemuan arah angin yang mengakibatkan uap air lebih banyak berkumpul.

"Semuanya dipicu akibat badai tropis di sekitar Australia, sehingga beberapa daerah di tanah air terkena dampaknya," katanya. Keunikan posisi geografis ini, lanjut Tony, menambah kompleksitas prediksi iklim cuaca. Meski BMKG memperkirakan kondisi cuaca di Indonesia sepanjang tahun ini tidak terpengaruh el nino dan la nina, perubahan pola arah angin dan persebaran awan, justru mempengaruhi jumlah curah hujan yang turun di suatu daerah.
 
Hujan yang melanda Magelang kemarin sore (Minggu,2/3), merupakan anomali cuaca yang tidak dapat diprediksi. Awan hitam tebal yang dibawa angin begitu cepat dan berhenti di atas langit kota Magelang, membuat Magelang sesaat seperti hari menjelang malam. Tiba-tiba turun hujan lebat yang diperkirakan antara 215-217 mm menyebabkan selokan-selokan air tidak mampu menahan derasnya air hujan. Jalan-jalan protokoler di Magelang terendam air hujan stinggi 10-15 cm, sedangkan di Akmil sendiri selokan penampungan air hujan tidak mampu lagi menampung air hujan, menyebabkan air meluap kemana-mana mencari dataran rendah untuk mengalir. Akibatnya, pagar tembok pembatas antara Akmil dengan perumahan Lembah Hijau diterjang luapan air hujan tersebut hingga jebol. Kejadian tersebut berakibat terhadap beberapa rumah penduduk yang rusak terkena reruntuhan tembok pagar sekaligus terkena hantaman derasnya arus air yang begitu kuat.

Mendengar berita tersebut, Gubernur Akmil Mayjen TNI Sumardi beserta beberapa pejabat Akmil segera menuju ke tempat kejadian. Selanjutnya Gubernur memerintahkan untuk segera dilaksanakan pembenahan terhadap kejadian tersebut dan pada keesokan harinya Akmil bersama-sama dengan masyarakat Lembah Hijau bergotong royong memperbaiki saluran air dan memperbaiki pagar dan rumah warga yang rusak. Akan dibangunan pagar baru yang lebih kokoh dan kuat, sedangkan saluran-saluran air dibuat yang lebih besar, dalam rangka mengantisipasi anomali cuaca yang tidak dapat diprediksi.

Sementara itu, kejadian yang sama juga menimpa tembok gereja POUK Panca Arga di jalan Kaswari Panca Arga I. Keberadaan gereja POUK yang berada pada posisi rendah, menyebabkan debit air hujan dari perumahan Panca Arga I meluap dan memasuki halaman gereja. Tanggul dan selokan tidak mampu menahan limpahan air hujan yang datang dari perumahan Panca Arga I menyebabkan semua air hujan memasuki halaman gereja POUK hingga air meluap mencapai 1½ meter. Akibatnya tembok pagar gereja tidak lagi mampu memanahan derasnya luapan bajir yang datang hingga jebol sepanjang 6 meter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar