Lembah Tidar (3/3),
Hujan ekstrem yang melanda Magelang kemarin sore (Minggu, 2/3)
menyebabkan banjir melanda kota Magelang tak terkecuali Akmil hingga
perumahan Panca Arga. Curah hujan yang tercatat di beberapa stasiun
pengamatan meteorologi antara 87-215 mm per hari termasuk yang terjadi
di kota Magelang.
Menurut Detik News bahwa Perubahan cuaca
jangka pendek atau anomali cuaca sering terjadi di beberapa wilayah di
Indonesia, termasuk Yogyakarta dan sekitarnya. "Cuaca sulit ditebak dari
sisi tempat dan waktu. Tetapi sekitar 70-80 persen prediksi prakiraan
cuaca dari BMKG selalu tepat," ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi
BMKG Yogyakarta, Tony Agus Wijaya, dalam acara diskusi 'Menyikapi
Indonesia Darurat Bencana' di kantor Pusat Studi Bencana Alam (PSBA)
Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta, Selasa
(28/1/2014). Tony mengatakan BMKG sulit memprediksi ketepatan kondisi
cuaca di suatu daerah akhir-akhir ini. Sebab adanya perubahan pola arah
angin dan kondisi geografis yang mengakibatkan kejadian cuaca ekstrem
lebih besar frekuensinya dan perubahannya yang terjadi sangat cepat. Dia
mencontohkan kejadian banjir di daerah sekitar pantura dan DKI Jakarta
salah satunya disebabkan tingginya curah hujan yang turun akibat adanya
pertemuan arah angin yang mengakibatkan uap air lebih banyak berkumpul.
"Semuanya dipicu akibat badai tropis di
sekitar Australia, sehingga beberapa daerah di tanah air terkena
dampaknya," katanya. Keunikan posisi geografis ini, lanjut Tony,
menambah kompleksitas prediksi iklim cuaca. Meski BMKG memperkirakan
kondisi cuaca di Indonesia sepanjang tahun ini tidak terpengaruh el nino
dan la nina, perubahan pola arah angin dan persebaran awan, justru
mempengaruhi jumlah curah hujan yang turun di suatu daerah.
Hujan yang melanda Magelang kemarin sore
(Minggu,2/3), merupakan anomali cuaca yang tidak dapat diprediksi. Awan
hitam tebal yang dibawa angin begitu cepat dan berhenti di atas langit
kota Magelang, membuat Magelang sesaat seperti hari menjelang malam.
Tiba-tiba turun hujan lebat yang diperkirakan antara 215-217 mm
menyebabkan selokan-selokan air tidak mampu menahan derasnya air hujan.
Jalan-jalan protokoler di Magelang terendam air hujan stinggi 10-15 cm,
sedangkan di Akmil sendiri selokan penampungan air hujan tidak mampu
lagi menampung air hujan, menyebabkan air meluap kemana-mana mencari
dataran rendah untuk mengalir. Akibatnya, pagar tembok pembatas antara
Akmil dengan perumahan Lembah Hijau diterjang luapan air hujan tersebut
hingga jebol. Kejadian tersebut berakibat terhadap beberapa rumah
penduduk yang rusak terkena reruntuhan tembok pagar sekaligus terkena
hantaman derasnya arus air yang begitu kuat.
Mendengar berita tersebut, Gubernur
Akmil Mayjen TNI Sumardi beserta beberapa pejabat Akmil segera menuju ke
tempat kejadian. Selanjutnya Gubernur memerintahkan untuk segera
dilaksanakan pembenahan terhadap kejadian tersebut dan pada keesokan
harinya Akmil bersama-sama dengan masyarakat Lembah Hijau bergotong
royong memperbaiki saluran air dan memperbaiki pagar dan rumah warga
yang rusak. Akan dibangunan pagar baru yang lebih kokoh dan kuat,
sedangkan saluran-saluran air dibuat yang lebih besar, dalam rangka
mengantisipasi anomali cuaca yang tidak dapat diprediksi.
Sementara itu, kejadian yang sama juga
menimpa tembok gereja POUK Panca Arga di jalan Kaswari Panca Arga I.
Keberadaan gereja POUK yang berada pada posisi rendah, menyebabkan debit
air hujan dari perumahan Panca Arga I meluap dan memasuki halaman
gereja. Tanggul dan selokan tidak mampu menahan limpahan air hujan yang
datang dari perumahan Panca Arga I menyebabkan semua air hujan memasuki
halaman gereja POUK hingga air meluap mencapai 1½ meter. Akibatnya
tembok pagar gereja tidak lagi mampu memanahan derasnya luapan bajir
yang datang hingga jebol sepanjang 6 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar