Editor Pendam IX/Udayana
31 Oktober 2014
Suasana Auditorium Universitas Udayana pada Jumat (31/10) sedikit berberda dari biasanya, lingkungan kampus yang biasa penuh dengan hiruk pikuk dengan kegiatan mahasiswa kini sedikit berbeda, kampus dipenuhi oleh tentara. Hal ini disebabkan oleh karena pimpinan tertinggi Angkatan Darat , Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengadakan kunjungan ke Universitas Udayana dalam rangka mengadakan bincang-bincang dengan Sivitas Akademika Unud dan segenap komponen bangsa se Provinsi Bali.
31 Oktober 2014
Suasana Auditorium Universitas Udayana pada Jumat (31/10) sedikit berberda dari biasanya, lingkungan kampus yang biasa penuh dengan hiruk pikuk dengan kegiatan mahasiswa kini sedikit berbeda, kampus dipenuhi oleh tentara. Hal ini disebabkan oleh karena pimpinan tertinggi Angkatan Darat , Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengadakan kunjungan ke Universitas Udayana dalam rangka mengadakan bincang-bincang dengan Sivitas Akademika Unud dan segenap komponen bangsa se Provinsi Bali.
Pada pukul 09.20 wita kepala Staf TNI Angkatan Darat tiba di Universitas Udayana disambut oleh para Pembantu Rektor Universitas Udayana, para resimen Mahasiswa dan mahasiswa di lingkungan Unud yang berjajar membentuk pagar betis didepan Kantor Rektorat Unud serta diiringi oleh Tabuh Bleganjur dari Sanggar “ Siwer Nadi Swara, pimpinan Bapak Ketut Subrata dari Banjar Pagan Denpasar. Kasad digiring menuju Ruang Transit Rektorat untuk istirahat sejenak. Selanjutnya pada pukul 09.30 wira KASAD tiba di Auditorium Udayana dan sudah dinantikan oleh kurang lebih 2.000 orang peserta bincang-bincang yang terdiri dari perwakilan segenap komponen bangsa se Provinsi Bali, IARMI, Menwa dan Mahasiswa di lingkungan Universitas Udayana. Pada kesempatan tersebut materi yang disampaikan oleh KASAD dengan topik “ PERAN PEMUDA DALAM MENGHADAPI PROXY WAR” . Lebih jauh beliau menjelaskan Proxy War adalah sebuah konfrontasi antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan untuk mengurangi resiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal, pengertian ini disitir dari Buku On Proxy War, Karangan Dandan.S, Universitas Copenhagen, Denmark tahun 2012. Secara gamlangnya Proxy war ini merupakan kepanjangan tangan dari suatu negara yang berupaya mendapatkan kepentingan strategisnya namun menghindari keterlibatan langsung suatu perang yang mahal dan berdarah. Proxy war tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan kerena musuh mengendalikan dengan non state actors dari jauh. Lalu bagaimana dengan Indonesia ……. ?
Proxy war dapat dilakukan oleh pihak asing terhadap Indonesia dalam bentuk, menjadikan Indonesia yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 200 juta sebagai pasar untuk menjual hasil komoditas Negara musuh, menghambat pembangunan dan pengembangan SDM Indonesia agar kualitasnya tetap rendah, Pelajar Indonesia diberikan beasiswa yang tinggi, dimanjakan dan diindoktrinasi dan selanjutnya tanpa disadari dijadikan agen demi kepentingan negara musuh untuk kepentingan strategisnya, melakukan investasi besar-besaran ke Indonesia, melakukan suap, menciptakan kelompok-kelompok teroris Indonesia, membeli dan menguasai media massa, memecah belah dan menghancurkan generasi muda Indonesia dan lain sebagainya.
Proxsy war telah berlangsung di Indonesia dalam bermacam bentuk seperti gerakan sparatis, dermontrasi massa, system regulasi yang merugikan, peredaran narkoba, bentrok antar kelompok dan lain sebagainya.Terus bagaimana peran generasi muda dalam menghadapi proxy war ini…….? Genersi muda adalah generasi baru yang cepat ataupun lambat akan menggantikan generasi sebelumnya, regenerasi akan terjadi secara alamiah, generasi muda adalah pelari estafet berikutnya dalam dunia konvetisi di bumi ini.
Gerakan yang harus dilakukan oleh generasi muda untuk menangkal proxy war antara lain mengidentifikasi dan mengenali masalah, pemuda harus memiliki ketajaman untuk dapat mengidentifikasi musuh dan kepentingannya. Pemuda harus ahli sesuai bidangnya masing-masing, gerakan pemuda berbasis wirausaha, suburkan tradisi wirausaha, mengadakan komunitas belajar, program pembangunan karakter, pemuda adalah kelompok usia yang sangat dinamis dan labil dalam pencarian jati diri, untuk itu perlu dirintis pembentukan sebuah program keterampilan madani.
Sebagai penutup dalam penyampaian bincang-bincang ini KASAD menyampaikan bahwa yang terbaik adalah yang paling sederhana yaitu “ Back to the basic” mengerti bahwa cinta dan peduli kepentingan negara harus menjadi kepentingan tertinggi diatas segala-galanya” demikian tegas Kasad. Selanjutnya KASAD juga mengajak seluruh peserta untuk hening sejenak untuk merenungkan dan menyegarkan diri masing-masing sehingga semuanya menjadi segar kembali sehingga semuanya mampu berpikir dan berbuat yang terbaik demi kemajuan bangsa dan negara sesuai dengan bidang masing-masing. KASAD juga memberikan sekesempatan kepada hadirin untuk berpendapat tantang pertanyaan yang disampaikan oleh KASAD yang disambut hangat dan penuh antusias oleh hadirin, banyak pendapat yang disampaikan oleh hadirin sehingga membuat suasana menjadi sangat komunikatif.
Demikian pencerahan yang disampaikan oleh KASAD berlangsung sangat komuniokatif dan lancar. Sebelum beliau meningggalkan Kampus Universitas Udayana beliau juga menyempatkan untuk menanam pohon kenangan di depan Kantor Rektorat Unud dan wawancara dengan awak media yang meliput dan selanjutnya beliau meninggalkan Kampus Unud menuju Asrama Praja Raksaka Kepaon untuk mengadakan tatap muka dengan Prajurit Kodam IX/Udayana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar